Anda merasa pekerjaan di kantor itu lebih ribet dari yang seharusnya? Meeting tidak ada habisnya, tugas nyangkut di satu orang, atau kerjaan bolak-balik revisi karena miskomunikasi? Kalau pernah, berarti workflow di tempat kerja Anda mungkin masih berantakan.

Workflow itu ibarat peta jalan dalam sebuah perjalanan. Kalau jalurnya jelas, semua bisa sampai tujuan tanpa nyasar.

Namun, kalau tidak ada arahnya, bisa-bisa pekerjaan malah muter-muter dan bikin tim jadi stres.

Dengan workflow yang rapi dan otomatis, semua tugas bisa berjalan lebih cepat, minim hambatan, dan tentu saja lebih efisien.

Nah, gimana sih cara kerja workflow? Kenapa penting buat bisnis? Dan, seperti apa contoh penerapannya? Yuk, kita kupas satu per satu!

Apa Itu Workflow?

Workflow

Secara sederhana, workflow adalah serangkaian proses atau langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan dengan sistematis.

Setiap bisnis, tanpa disadari, sebenarnya sudah memiliki workflow, meskipun terkadang tidak terdokumentasi dengan baik.

Ibarat jalur produksi di pabrik, kalau ada satu tahap yang tersendat, seluruh proses bisa kacau. Dengan workflow yang rapi dan terdokumentasi, kerjaan jadi lebih lancar, minim kesalahan, dan tentunya lebih cepat selesai.

Coba bayangkan proses pesanan pelanggan: mulai dari pengecekan stok, pengemasan, pengiriman, hingga pembayaran.

Kalau workflow-nya tidak jelas, bisa-bisa pesanan telat sampai, atau malah salah kirim. Oleh karena itu, workflow yang efektif itu penting untuk kelancaran bisnis Anda.

Kenapa Workflow Penting dalam Bisnis?

Tanpa workflow yang jelas, bisnis akan mengalami berbagai masalah seperti keterlambatan pekerjaan, miskomunikasi antar tim, dan bahkan kehilangan pelanggan karena layanan yang kurang optimal.

Berikut beberapa alasan mengapa workflow sangat penting dalam dunia bisnis:

  • Meningkatkan Efisiensi: Dengan workflow yang jelas, pekerjaan menjadi lebih terorganisir dan mengurangi waktu yang terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu.
  • Mengurangi Kesalahan: Workflow yang terdokumentasi dengan baik dapat mengurangi risiko kesalahan akibat miskomunikasi atau prosedur yang tidak jelas.
  • Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Dengan workflow yang efektif, pelayanan kepada pelanggan menjadi lebih cepat dan responsif.
  • Memudahkan Koordinasi Tim: Setiap anggota tim mengetahui tugasnya masing-masing, sehingga tidak ada kebingungan dalam menjalankan pekerjaan.

new cta_crm _1

Jenis-Jenis Workflow

Ada berbagai jenis workflow yang bisa diterapkan dalam bisnis, tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas proses yang dijalankan.

Berikut dua jenis workflow yang paling umum digunakan:

1. Workflow Sekuensial

Workflow ini berjalan secara berurutan, di mana satu tugas harus selesai sebelum tugas berikutnya bisa dimulai. Misalnya:

  • Seorang karyawan mengajukan cuti.
  • Atasan memeriksa dan menyetujui permohonan cuti.
  • HR menginput cuti ke sistem perusahaan.

Jika salah satu tahap belum selesai, maka tahap berikutnya tidak bisa dimulai.

2. Workflow Paralel

Dalam workflow ini, beberapa tugas bisa berjalan bersamaan tanpa harus menunggu satu sama lain. Contohnya dalam proses rekrutmen:

  • HRD melakukan wawancara dengan kandidat.
  • Tim legal memverifikasi dokumen kandidat.
  • Tim keuangan menyiapkan kontrak kerja.

Karena prosesnya berjalan paralel, hasilnya bisa diperoleh lebih cepat dibandingkan workflow sekuensial.

Contoh Workflow dalam Bisnis

Workflow diterapkan dalam berbagai aspek bisnis. Berikut beberapa contoh workflow yang sering digunakan:

  1. Workflow Proses Pengajuan Cuti Karyawan: Karyawan mengajukan cuti, atasan menyetujui, HR memproses, dan sistem mengupdate data cuti secara otomatis.
  2. Workflow Pembagian Prospek: Pelanggan melakukan pendaftaran, prospek yang masuk di-assign ke tim sales, sales menerima notifikasi, dan sales menghubungi pelanggan hingga closing.
  3. Workflow Pengelolaan Tiket Layanan Pelanggan: Pelanggan mengirim keluhan, tim support menindaklanjuti, masalah diselesaikan, dan pelanggan mendapat notifikasi penyelesaian.
  4. Workflow Persetujuan Invoice: Tim keuangan membuat invoice, manajer menyetujui, invoice dikirim ke pelanggan, pelanggan melakukan pembayaran, dan sistem mencatat transaksi secara otomatis.
  5. Workflow Proses Retur Barang Pelanggan: Pelanggan mengajukan retur, tim customer service mengevaluasi, retur disetujui atau ditolak, jika disetujui barang dikembalikan, dan sistem memperbarui stok serta melakukan refund jika diperlukan.
  6. Workflow Pembuatan Laporan Bulanan: Karyawan memasukkan data laporan, supervisor melakukan review, laporan diperbaiki jika perlu, laporan disetujui, dan sistem menyimpan serta membagikan laporan ke manajemen.
  7. Workflow Approval Pengadaan Barang: Tim operasional mengajukan permintaan pengadaan, manajer menyetujui, procurement memilih vendor, barang dibeli dan diterima, dan sistem mencatat pengeluaran.
  8. Workflow Proses Refund Pelanggan: Pelanggan mengajukan refund, tim keuangan memverifikasi, refund disetujui, sistem memproses pengembalian dana, dan pelanggan menerima notifikasi pencairan.
  9. Workflow Manajemen Proyek: Manajer membuat proyek baru berdasarkan kebutuhan bisnis dan menetapkan tujuan yang jelas. Setelah itu, tugas-tugas dibagi kepada anggota tim sesuai dengan keahlian masing-masing. Tim mulai mengerjakan tugas dengan mengikuti tenggat waktu yang telah ditentukan.
  10. Workflow Klaim Reimbursement Karyawan: Karyawan mengajukan permohonan penggantian biaya dengan melampirkan bukti transaksi, seperti nota atau faktur pembelian. Setelah pengajuan diterima, manajer bertanggung jawab untuk meninjau dan menyetujui klaim. Proses ini memastikan bahwa pengeluaran yang diajukan sesuai dengan kebijakan perusahaan dan memang layak untuk diganti.

Manfaat Implementasi Workflow yang Efektif

Manfaat Implementasi Workflow yang Efektif

Menggunakan workflow yang baik akan membawa banyak keuntungan bagi bisnis, di antaranya:

1. Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Workflow yang jelas mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dengan tugas yang sudah terstruktur, karyawan bisa langsung fokus menyelesaikan pekerjaan.

2. Mengurangi Kesalahan dan Duplikasi Pekerjaan

Tanpa workflow yang jelas, bisa saja satu tugas dikerjakan oleh dua orang secara bersamaan atau malah tidak ada yang mengerjakannya sama sekali. Dengan workflow yang terstruktur, semua pekerjaan memiliki alokasi yang jelas.

3. Memastikan Setiap Pekerjaan Sesuai Prosedur

Workflow membantu memastikan semua tugas dijalankan sesuai dengan standar perusahaan, sehingga mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas hasil kerja.

4. Meningkatkan Transparansi Data

Dengan workflow yang terdokumentasi dengan baik, semua pihak bisa melihat status pekerjaan secara real-time. Ini membantu manajemen untuk mengawasi progres pekerjaan dan menghindari bottleneck.

5. Mempercepat Pengambilan Keputusan

Dengan data yang lebih terstruktur, manajemen bisa melihat mana workflow yang berjalan optimal dan mana yang perlu diperbaiki, sehingga keputusan bisa dibuat lebih cepat dan akurat.

Tantangan dalam Pengelolaan Workflow dan Cara Mengatasinya

Meskipun workflow sangat bermanfaat, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam implementasinya:

1. Kurangnya Standardisasi Proses

Setiap tim mungkin memiliki cara kerja yang berbeda, sehingga proses kerja menjadi tidak konsisten. Solusinya adalah dengan membuat SOP yang baku dan mendokumentasikan setiap workflow dengan jelas.

2. Butuh Pengawasan yang Ketat

Tanpa sistem otomatisasi, setiap tahapan workflow harus diawasi secara manual untuk memastikan semuanya berjalan sesuai prosedur. Ini bisa memakan banyak waktu dan meningkatkan risiko kesalahan manusia.

Solusinya, gunakan sistem otomatis yang dapat memberikan notifikasi atau eskalasi jika terjadi hambatan dalam proses.

3. Tingkat Kepatuhan yang Rendah

Jika tim tidak menjalankan workflow sesuai prosedur, proses kerja bisa menjadi tidak efisien dan hasilnya tidak konsisten akibat kurangnya kedisiplinan dan pemahaman.

Solusinya, buat sistem yang user-friendly, berikan pelatihan berkala, dan menggunakan otomatisasi untuk memastikan tahapan workflow diikuti dengan baik.

4. Kurangnya Integrasi Antar Sistem

Jika berbagai sistem dalam bisnis tidak terhubung, workflow bisa menjadi lambat. Gunakan platform yang mendukung integrasi antar sistem untuk memperlancar proses kerja.

5. Sulit Mengukur Efektivitas Workflow

Tanpa data yang jelas, sulit menilai apakah workflow sudah berjalan optimal. Gunakan analitik dan laporan otomatis untuk memonitor performa workflow secara real-time.

6. Pemeliharaan dan Perbaikan

Workflow yang tidak diperbarui bisa menjadi tidak relevan seiring waktu. Lakukan evaluasi berkala dan sesuaikan workflow dengan kebutuhan bisnis yang berkembang.

7. Sulit Beradaptasi dengan Perubahan

Bisnis harus fleksibel dalam menghadapi perubahan teknologi. Menggunakan workflow yang dapat dengan mudah disesuaikan akan sangat membantu dalam jangka panjang.

new cta_crm_13

Automasi Workflow Menggunakan Barantum CRM

Untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan workflow, bisnis perlu menggunakan sistem otomatis, yaitu Barantum CRM, yang dapat membantu mengoptimalkan workflow secara efisien.

1. Membuat Workflow Otomatis untuk Proses Penjualan

Dengan Barantum CRM, Anda bisa mengatur workflow otomatis untuk setiap tahapan dalam proses penjualan.

Misalnya, setiap kali ada lead baru masuk, sistem akan secara otomatis meng-assign ke sales untuk dilakukan follow-up hingga closing. Hal ini mempercepat proses sales dan mengurangi risiko lead terabaikan.

2. Mengatur Notifikasi Otomatis dengan Workflow

Anda dan tim akan mendapatkan notifikasi otomatis untuk setiap tugas penting, seperti pengingat follow-up atau update status deal. Notifikasi ini bisa dilihat langsung di sistem Barantum sehingga tidak ada tugas yang terlewat.

3. Menetapkan Aturan dan Kondisi dalam Workflow

Barantum CRM memungkinkan Anda menetapkan aturan dan kondisi yang spesifik dalam workflow. Misalnya, untuk leads yang memiliki kebutuhan produk A, akan di-assign ke tim sales produk A. Dengan aturan ini, bisnis dapat menjalankan proses dengan lebih sistematis dan minim kesalahan.

4. Meningkatkan Kolaborasi Tim dengan Fitur Workflow

Dengan workflow yang terotomatisasi, tim Anda bisa bekerja lebih terkoordinasi. Barantum CRM memungkinkan tim sales, customer service, dan marketing untuk berbagi informasi secara real-time, sehingga semua orang tahu status prospek atau pelanggan tanpa perlu bolak-balik bertanya.

5. Memantau Kinerja dan Efektivitas Workflow di Barantum CRM

Barantum CRM menyediakan fitur analitik dan laporan otomatis yang memantau efektivitas workflow secara real-time.

Anda bisa melihat berapa banyak lead yang berhasil dikonversi, berapa lama rata-rata waktu tindak lanjut, atau di mana bottleneck terjadi. Dengan data ini, bisnis bisa terus menyempurnakan workflow agar lebih optimal.

Dengan Barantum CRM, workflow bisnis menjadi lebih terstruktur, efisien, dan bebas hambatan. Jadi, siap meningkatkan produktivitas bisnis Anda? Yuk pakai Barantum sekarang!

Tertarik dengan Barantum?

all product
Barantum adalah penyedia solusi aplikasi CRM, Omnihannel Chat, Call Center Software dan WhatsApp Business API terbaik di Indonesia. Segera konsultasi kebutuhan bisnis Anda dengan tim profesional kami.
Hubungi sekarang
1
💬 Chat disini!
Scan the code
Halo, selamat datang di blog Barantum. 👋

Anda bisa menghubungi kami dengan mengklik "Hubungi sekarang".