CRM

ROI (Return of Investment): Pengertian & Cara Menghitungnya

Setiap bisnis pasti mengeluarkan modal sebagai investasi, baik untuk pemasaran, pengembangan produk, maupun peningkatan operasional. Namun, tidak cukup hanya mengeluarkan biaya tanpa mengetahui dampak atau hasil dari investasi tersebut. Inilah mengapa konsep ROI (Return on Investment) menjadi sangat penting.

Dalam istilah sederhana, ROI membantu menjawab pertanyaan, “Seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan?”

Yuk, simak artikel berikut untuk penjelasan lebih lengkapnya.

Apa Itu ROI (Return on Investment)?

ROI, atau Return on Investment, adalah metrik atau rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi atau profitabilitas suatu investasi atau suatu penggunaan sumber daya.

ROI dihitung dengan membandingkan keuntungan yang diperoleh dari investasi tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk investasi tersebut.

ROI membantu bisnis memahami sejauh mana modal yang dikeluarkan memberikan nilai balik atau keuntungan, atau justru sebaliknya. Dengan kata lain, ROI adalah alat yang memungkinkan pemilik bisnis untuk mengukur apakah investasi yang dilakukan benar-benar memberikan hasil yang sepadan.

Baca juga: 15 Cara Efektif Menarik Pelanggan Baru yang Tepat

Pentingnya ROI dalam Bisnis

ROI memberikan gambaran nyata tentang efektivitas investasi yang dilakukan, sehingga pemilik bisnis dapat membuat langkah-langkah yang lebih terukur. Berikut adalah alasan mengapa ROI sangat penting bagi keberhasilan bisnis:

1. Mengevaluasi Keberhasilan Investasi

ROI adalah alat utama untuk menilai apakah investasi tertentu, seperti kampanye pemasaran atau pembelian aset baru, telah memberikan keuntungan yang sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Jika ROI menunjukkan hasil yang positif, ini menjadi indikasi bahwa investasi tersebut berhasil.

2. Mengalokasikan Anggaran dengan Lebih Efisien

ROI memungkinkan bisnis untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih besar. Anggaran dapat dialokasikan ulang ke strategi yang memberikan dampak terbesar terhadap pendapatan, seperti kampanye pemasaran yang sukses atau pengembangan produk baru.

3. Membuat Keputusan yang Lebih Informasional dan Strategis

ROI membantu bisnis menjaga stabilitas dan keberlanjutan operasional. Dengan mengetahui area mana yang menghasilkan keuntungan dan mana yang tidak, perusahaan dapat fokus pada aktivitas yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Misalnya, apakah perlu memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, atau memperbaiki kualitas produk dan layanan.

4. Menentukan Target Bisnis yang Realistis

Data ROI membantu perusahaan menetapkan target yang lebih realistis. Dengan memahami batasan dan potensi dari setiap investasi, bisnis dapat menghindari ekspektasi yang terlalu tinggi atau rendah.

5. Membandingkan Kinerja dengan Kompetitor

Dalam sektor industri yang sama, ROI juga dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan Anda dengan kompetitor. Hal ini membantu bisnis memahami posisi mereka di pasar dan mencari peluang untuk meningkatkan daya saing.

Baca juga: Barantum vs Kompetitor: Keunggulan dan Perbedaannya

Faktor yang Mempengaruhi ROI

Tinggi rendahnya ROI dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, seperti:

1. Penjualan

Penjualan adalah pendorong utama ROI. Semakin tinggi tingkat penjualan, semakin besar pula potensi perusahaan untuk menghasilkan ROI yang signifikan. Namun, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa peningkatan penjualan tidak dibarengi dengan kenaikan biaya yang tidak terkendali.

2. Biaya Operasional

ROI yang tinggi hanya bisa dicapai jika pendapatan yang dihasilkan jauh melebihi biaya operasional. Pengelolaan biaya yang efisien, seperti pengurangan pengeluaran yang tidak perlu atau penerapan teknologi otomatisasi, dapat membantu perusahaan menjaga biaya operasional tetap rendah sambil meningkatkan profitabilitas.

3. Perputaran Kas

Perusahaan yang memiliki perputaran kas sehat dan stabil biasanya lebih mampu menunaikan kewajiban finansialnya. Dengan arus kas yang lancar, perusahaan dapat menghindari masalah likuiditas yang dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan ROI.

4. Perputaran Persediaan

Persediaan yang tidak terkelola dengan baik dapat menjadi beban bagi ROI. Persediaan yang terlalu banyak berisiko mengalami penurunan kualitas atau kedaluwarsa, yang akhirnya menurunkan nilai dan profitabilitasnya. Sistem manajemen persediaan yang efisien dapat meminimalkan risiko ini.

5. Penyusutan Aset

Penyusutan aset dapat memengaruhi ROI secara signifikan, terutama jika aset yang digunakan menyusut terlalu cepat. Misalnya, peralatan atau mesin yang sering diganti atau memiliki masa pakai singkat akan membebani biaya investasi, sehingga menekan ROI.

6. Nilai Buku Aktiva

Divisi atau unit bisnis yang menggunakan aktiva yang telah disusutkan biasanya menunjukkan ROI yang lebih tinggi. Hal ini karena beban penyusutan yang lebih rendah memungkinkan keuntungan lebih besar dibandingkan investasi awal.

7. Penetapan Harga Transfer

Penetapan harga transfer yang tinggi antara divisi dalam perusahaan dapat meningkatkan ROI divisi tertentu. Namun, perusahaan harus berhati-hati agar harga transfer tidak memengaruhi efisiensi keseluruhan.

8. Jangka Waktu Investasi

Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba dari investasi tertentu, semakin kecil ROI yang dihasilkan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengevaluasi waktu pengembalian investasi dan memastikan strategi yang digunakan sesuai dengan tujuan jangka panjang.

9. Kondisi Pasar dan Industri

Perusahaan yang beroperasi di sektor industri yang menguntungkan atau memiliki kondisi pasar yang stabil cenderung memiliki ROI yang lebih tinggi. Sebaliknya, industri dengan persaingan ketat atau ketidakstabilan pasar dapat memberikan tantangan besar dalam meningkatkan ROI.

Baca juga: Tingkatkan Profit Bisnis Dengan Prediksi Penjualan

10. Tingkat Turnover

Tingkat turnover aktiva mencerminkan efisiensi penggunaan aset dalam operasional sehari-hari. Semakin cepat aset berputar dan menghasilkan pendapatan, semakin tinggi ROI yang dihasilkan.

11. Profit Margin

Profit margin adalah indikator langsung dari keuntungan bersih yang diperoleh dari penjualan. Perusahaan dengan profit margin yang tinggi cenderung memiliki ROI yang lebih baik karena mereka mampu mengoptimalkan pendapatan dengan biaya minimal.

Baca juga: Pentingnya Customer Lifecycle Managemen dalam Bisnis

Cara Menghitung ROI dengan Mudah

Menghitung ROI sebenarnya cukup sederhana jika Anda memahami formula dasarnya. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Identifikasi Biaya Investasi: Total semua biaya yang dikeluarkan, termasuk biaya pemasaran, tenaga kerja, dan operasional.
  2. Hitung Keuntungan: Tentukan pendapatan yang diperoleh dari investasi tersebut.
  3. Gunakan Rumus ROI: Substitusikan nilai dalam formula untuk mendapatkan persentase ROI.

Rumus yang digunakan adalah:

ROI = (Keuntungan – Biaya Investasi) / Biaya Investasi × 100%

Misalnya:

Jika sebuah perusahaan menginvestasikan Rp10 juta untuk kampanye pemasaran dan memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp15 juta, ROI-nya adalah 50%.

new cta_crm_84

Peran CRM dalam Meningkatkan ROI

Penggunaan teknologi saat ini akan sangat membantu mengoptimalkan kinerja lebih cepat dan tepat, termasuk untuk mencapai target ROI. Menggunakan CRM memungkinkan bisnis untuk:

1. Mengelola Data Pelanggan Secara Terpusat

CRM memungkinkan bisnis menyimpan semua informasi pelanggan dalam satu sistem terpusat. Mulai dari riwayat pembelian, preferensi, hingga umpan balik pelanggan, semuanya tersedia dan mudah diakses.

Hal ini memudahkan tim untuk memahami kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam dan memberikan layanan yang personal serta relevan. Layanan yang personal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga mendorong loyalitas jangka panjang.

2. Mengoptimalkan Proses Penjualan

Dengan fitur analisis data yang canggih, CRM membantu tim penjualan untuk fokus pada prospek yang memiliki peluang terbesar untuk berkonversi.

Sistem CRM dapat mengidentifikasi pola perilaku pelanggan, memberikan rekomendasi langkah berikutnya, dan mengingatkan tim akan peluang yang mungkin terlewat. Alhasil, proses penjualan menjadi lebih efisien, sehingga waktu dan sumber daya yang digunakan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

CRM bukan hanya tentang menarik pelanggan baru, tetapi juga mempertahankan pelanggan lama. Pelanggan yang merasa dihargai dan dipahami cenderung lebih loyal terhadap brand.

CRM memungkinkan bisnis untuk menjaga hubungan ini dengan mengirimkan penawaran khusus, ucapan ulang tahun, atau tindak lanjut pasca-pembelian. Loyalitas pelanggan yang terjaga dengan baik akan menghasilkan pendapatan yang berulang tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk akuisisi pelanggan baru.

Baca juga: Cara Menjaga Loyalitas Pelanggan Terhadap Perusahaan

Gunakan CRM dan Tingkatkan ROI Bisnis Anda Sekarang

Aplikasi CRM Barantum

Dengan memanfaatkan teknologi CRM, Anda tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memastikan setiap dana yang diinvestasikan memberikan hasil terbaik.

Barantum CRM adalah sebuah aplikasi CRM yang bisa membantu Anda mengelola data pelanggan lebih mudah, dengan fitur seperti manajemen automation, manajemen kontak, manajemen leads, dan juga manajemen pipeline.

CRM Barantum juga dapat diintegrasikan dengan omnichannel dan WhatsApp Business API, sehingga memudahkan kolaborasi antar divisi. Semua informasi dapat diakses dalam satu platform secara real-time, meningkatkan efisiensi dan komunikasi tim.

Hubungi tim Barantum sekarang untuk konsultasi gratis kebutuhan bisnis Anda atau dapatkan uji coba gratis selama 7 hari! Yuk, mulai pakai Barantum sekarang!

Tertarik dengan Barantum?

all product
Barantum adalah penyedia solusi aplikasi CRM, Omnihannel Chat, Call Center Software dan WhatsApp Business API terbaik di Indonesia. Segera konsultasi kebutuhan bisnis Anda dengan tim profesional kami.
Hubungi sekarang
1
💬 Chat disini!
Scan the code
Halo, selamat datang di blog Barantum. 👋

Anda bisa menghubungi kami dengan mengklik "Hubungi sekarang".