CRM

Apa itu KPI (Key Performance Indicator)? Jenis & Contohnya

Untuk sebuah perusahaan dapat mengukur seberapa efektif mereka dalam mencapai tujuan dan sasaran bisnis yang telah ditetapkan diperlukan metrik yang disebut KPI (Key Performance Indicator). Tanpa alat pengukuran yang tepat, sebuah perusahaan mungkin akan kesulitan menentukan apakah mereka sedang berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan strategisnya.

Melalui KPI, perusahaan dapat memahami seberapa baik mereka menjalankan strategi yang telah direncanakan. Untuk memahami penjelasan lebih lengkapnya, simak artikel berikut ini.

Baca juga: KPI CRM untuk Memaksimalkan Produktivitas Bisnis

Pengertian KPI (Key Performance Indicator)

KPI atau Key Performance Indicator, adalah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja dan keberhasilan suatu organisasi atau proyek. Dengan KPI, organisasi dapat memastikan bahwa mereka berada di jalur yang benar menuju tujuan mereka, sambil memantau perkembangan secara berkala untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul.

Melalui KPI, organisasi dapat mengevaluasi efektivitas strategi mereka dalam berbagai aspek, seperti keuangan, operasional, dan kepuasan pelanggan. Selain membantu menjaga fokus pada tujuan utama, KPI juga memberikan wawasan yang penting tentang area-area yang memerlukan perhatian lebih agar dapat ditingkatkan

Baca juga: Software CRM Indonesia Terbaik Untuk Semua Industri

Kenapa KPI Penting Untuk Bisnis?

Key Performance Indicator (KPI) diperlukan untuk mengukur kinerja suatu organisasi, departemen, atau individu, serta memastikan bahwa mereka bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan. Penting juga untuk menyelaraskan antara KPI perusahaan dan karyawan, karena jika tidak akan menyebabkan penurunan produktivitas karyawan (sumber: Geckoboard.com )

Dengan KPI yang tepat, perusahaan dapat memantau kemajuan mereka secara real-time, membuat keputusan yang lebih cepat, dan mengidentifikasi masalah lebih awal. Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang secara teratur menggunakan KPI memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal profitabilitas dan efisiensi.

Baca juga: Mengenal Strategi Branding Dalam Bisnis & Pemasarannew cta_crm_13

Jenis-Jenis KPI dalam bisnis

Tidak semua KPI dibuat sama. Terdapat berbagai jenis KPI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan bisnis, maupun divisi tim, di antaranya:

1. KPI Keuangan

KPI yang terkait dengan aspek keuangan umumnya difokuskan pada pendapatan atau margin keuntungan. Pengukuran yang tepat dari laba bersih bisa memberikan gambaran valid tentang pendapatan bersih setelah semua pengeluaran seperti pajak dan bunga dikurangi. Data untuk metrik ini biasanya diambil dari laporan keuangan perusahaan.

Contoh KPI keuangan meliputi:

  • Rasio Likuiditas: Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dan melunasi utang jangka pendeknya menggunakan aset jangka pendek yang tersedia. Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
  • Rasio Profitabilitas: Rasio ini, sering disebut sebagai net profit margin, digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan dengan biaya serendah mungkin.
  • Rasio Solvabilitas: KPI ini membandingkan total utang dengan total aset untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka panjang, yang mencerminkan efektivitas keuangan dalam jangka panjang.
  • Rasio Perputaran: KPI ini mengukur seberapa cepat perusahaan mampu memutar barang dari produksi hingga terjual.

2. KPI Customer Service

KPI yang berfokus pada pengalaman pelanggan biasanya mengukur tingkat kepuasan dan retensi pelanggan. Tim layanan pelanggan menggunakan metrik ini untuk memahami kebutuhan layanan pelanggan dengan lebih baik. Contoh:

  • Jumlah Permintaan Baru: KPI ini menghitung jumlah permintaan layanan baru dari pelanggan.
  • Jumlah Tiket yang Terselesaikan: KPI ini melacak jumlah permintaan yang berhasil ditangani, serta memungkinkan perusahaan untuk membandingkan jumlah permintaan dengan penyelesaiannya.
  • Waktu Penyelesaian Rata-Rata: KPI ini mengukur waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah pelanggan.
  • Waktu Respon Rata-Rata: KPI ini menilai kecepatan rata-rata agen dalam merespon pelanggan.
  • Peringkat Kepuasan Pelanggan: KPI ini mengukur tingkat kepuasan pelanggan melalui data survei dan informasi tambahan yang dikumpulkan secara internal.

3. KPI Tim Operasional

KPI ini digunakan untuk memantau kinerja operasional di berbagai divisi dalam perusahaan. Dengan metrik ini, Anda bisa menganalisis bagaimana proses kerja berlangsung dan apakah ada hambatan yang memengaruhi kualitas serta kinerja. Contoh KPI proses meliputi:

  • Efisiensi Produksi: KPI ini mengukur waktu yang dibutuhkan di setiap tahap produksi dibandingkan dengan total waktu proses keseluruhan.
  • Waktu Siklus Total: KPI ini digunakan oleh manajer untuk menganalisis total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses.
  • Throughput: KPI ini menghitung jumlah unit produksi yang dihasilkan dibagi dengan waktu produksi per unit untuk mengukur kecepatan proses produksi.

4. KPI Marketing

KPI pemasaran digunakan untuk mengevaluasi efektivitas strategi pemasaran dan promosi perusahaan. Metrik ini sering mengukur respons calon pelanggan terhadap media pemasaran. Contoh KPI pemasaran termasuk:

  • Lalu Lintas Website: KPI ini melacak jumlah pengunjung yang mengakses halaman tertentu di situs web perusahaan, membantu manajemen memahami potensi konversi dari lalu lintas online.
  • Lalu Lintas Media Sosial: KPI ini melacak dan menganalisis interaksi antara pelanggan dan profil media sosial perusahaan.
  • Tingkat Konversi dari Konten Call-to-Action: KPI ini mengukur efektivitas program promosi yang meminta pelanggan untuk melakukan tindakan tertentu.
  • Jumlah Artikel Blog yang Diterbitkan per Bulan: KPI ini menghitung jumlah artikel blog yang diposting oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.
  • Rasio Klik Melalui: KPI ini mengukur jumlah klik yang dilakukan pelanggan melalui distribusi email.

5. KPI Penjualan

Walaupun pendapatan sering diukur dengan KPI keuangan, KPI penjualan memberikan pendekatan yang lebih rinci menggunakan data keuangan. Contoh KPI penjualan meliputi:

  • Customer Lifetime Value (CLV): KPI ini memperkirakan jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh pelanggan selama masa hubungan mereka dengan perusahaan.
  • Customer Acquisition Cost (CAC): KPI ini mengukur biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan baru, dan efektivitasnya bisa dilihat dengan membandingkan CAC dengan CLV.

Kesalahan Umum dalam Mengelola KPI

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam pengelolaan KPI antara lain:

1. Menggunakan KPI yang tidak relevan dengan tujuan bisnis.

Salah satu kesalahan terbesar dalam pengelolaan KPI adalah memilih indikator yang tidak selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan. KPI yang tidak relevan tidak hanya membuang waktu dan sumber daya, tetapi juga dapat menyesatkan tim dalam mencapai tujuan yang lebih besar.

2. Terlalu banyak KPI yang mengaburkan fokus

Memiliki terlalu banyak KPI sering kali membuat tim kebingungan dalam menentukan prioritas dan tindakan yang perlu diambil. KPI yang berlebihan juga dapat mengalihkan perhatian dari yang benar-benar penting, menyebabkan kurangnya fokus dan konsistensi dalam pencapaian tujuan.

3. Tidak memperbarui KPI seiring dengan perubahan pasar dan tujuan perusahaan

Pasar dan kondisi bisnis selalu berubah. KPI yang relevan pada satu titik waktu mungkin tidak lagi mencerminkan tujuan perusahaan setelah perubahan signifikan terjadi. Tanpa pembaruan yang rutin, KPI yang tidak relevan dapat merusak strategi bisnis dan menyebabkan perusahaan kehilangan arah

Baca juga: Panduan dan Cara Mudah Membuat KPI Karyawan

new cta_crm_8

Bagaimana Cara Menyusun KPI yang Baik?

KPI biasanya dibuat oleh departemen strategi, manajemen, atau perencanaan, dan didukung oleh departemen sumber daya manusia, keuangan, atau operasi.

Dalam beberapa kasus, penilaian dapat dibuat oleh individu dalam organisasi, seperti manajer, supervisor, atau pemimpin tim.

Dalam membuat dan menentukan KPI yang baik harus memiliki poin berikut.

1. Tujuan dan Goal yang Jelas

Pastikan KPI memiliki tujuan yang spesifik dan relevan dengan sasaran bisnis untuk menghindari pemborosan sumber daya. Komunikasikan dengan baik kepada semua pihak terkait agar tujuan bisnis dapat dipahami dan dijalankan dengan efektif.

2. Memiliki Kriteria SMART

KPI harus mengikuti prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk memastikan efektivitas dan realisttifitas.

3. Evaluasi dan Peningkatan

Tinjau dan evaluasi KPI secara periodik, baik mingguan atau bulanan, untuk melacak kemajuan dan menyesuaikan jika diperlukan.

Setelah tujuan tercapai, evaluasi efektivitasnya dan pertimbangkan untuk mengembangkan KPI baru yang lebih sesuai dengan tujuan bisnis berikutnya.

Baca juga: Cross Selling: Arti, Fungsi, Strategi & Penerapannya

new cta_crm _5

Pantau KPI Lebih Mudah dan Optimal dengan Barantum CRM

Mockup Sistem Barantum

KPI adalah fondasi yang sangat penting dalam mengukur, memantau, dan meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan memilih KPI yang tepat, menetapkannya secara strategis, dan mengimplementasikannya dengan tepat, perusahaan dapat mencapai tujuan bisnis dengan lebih efisien dan efektif.

Dengan menggunakan Barantum CRM, perusahaan dapat mengawasi KPI secara real-time, mendeteksi tren yang muncul, dan segera mengambil langkah perbaikan jika diperlukan.

Barantum CRM telah dipercaya oleh lebih dari 5000 perusahaan untuk membantu memantau KPI bisnis mereka. Dengan lebih dari 10.000 pengguna aktif, Barantum telah berhasil meningkatkan produktivitas perusahaan hingga 90%.

Hubungi tim Barantum untuk konsultasi lebih lanjut atau coba demo produk secara gratis selama seminggu! Ayo, mulai pakai Barantum sekarang!

Hubungi sekarang
1
💬 Chat disini!
Scan the code
Halo, selamat datang di blog Barantum. 👋

Anda bisa menghubungi kami dengan mengklik "Hubungi sekarang".