Meskipun kini banyak strategi pemasaran bergeser ke arah digital, metode canvassing—atau kunjungan langsung ke calon pelanggan—masih menjadi andalan di banyak sektor di Indonesia, seperti asuransi, distribusi barang konsumen (FMCG), properti, dan layanan B2B maupun B2B.
Tapi, tantangannya juga tidak sedikit. Maka dari itu, integrasi antara metode canvassing dengan teknologi CRM menjadi solusi strategis yang layak dipertimbangkan.
Daftar Isi
Apa itu Canvassing?
Canvassing adalah kegiatan pemasaran di mana tim sales secara langsung mengunjungi lokasi calon pelanggan—baik rumah, toko, atau kantor—untuk memperkenalkan produk, mengedukasi, dan membangun relasi. Orang yang melakukan aktivitas canvassing disebut dengan canvasser.
Biasanya dilakukan tanpa perjanjian sebelumnya (cold visit), sehingga membutuhkan strategi komunikasi yang kuat dan alat bantu yang memadai.
Contoh praktisnya:
- Tim distributor air minum isi ulang mendatangi warung-warung kelontong di Bekasi untuk menawarkan program reseller.
- Sales asuransi jiwa mengunjungi perkantoran di Jakarta Selatan untuk mendekati karyawan baru.
- Tim B2B SaaS memperkenalkan sistem absensi digital ke sekolah-sekolah swasta.
Tujuan Canvassing
Tujuan canvassing, yaitu menyampaikan penawaran, menyebarluaskan informasi, dan mencari peluang penjualan untuk berbagai produk dan layanan. Selain itu, tujuan canvassing juga melibatkan identifikasi peluang bisnis yang dapat ditingkatkan.
Dengan berinteraksi langsung dengan calon pelanggan, pelaku canvassing dapat mengumpulkan informasi berharga tentang kebutuhan dan preferensi pasar.
Sehingga memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan strategi penjualan mereka, mengembangkan produk atau layanan baru, atau meningkatkan kualitas layanan berdasarkan umpan balik langsung dari pelanggan.
Baca juga: Manfaat Canvassing dan Penerapannya Dalam CRM
Kelebihan Menggunakan Metode Canvassing
1. Komunikasi Langsung
Canvassing memungkinkan komunikasi dua arah yang lebih empatik. Sales bisa menjawab pertanyaan langsung, menangkap bahasa tubuh pelanggan, dan memberikan solusi secara instan.
Banyak pelanggan masih merasa nyaman membeli dari orang yang mereka temui langsung. Trust lebih mudah dibangun melalui tatap muka daripada via WhatsApp atau iklan.
2. Mudah Identifikasi Pelanggan Potensial
Dengan mengamati langsung kondisi lokasi—misalnya lalu lintas pembeli, ukuran toko, atau sikap pemilik—sales bisa dengan cepat menilai apakah prospek tersebut layak di-follow up atau tidak.
3. Cakupan Bisnis Lebih Luas
Dengan tim yang disiplin dan area kerja yang diatur, canvassing bisa membuka pasar-pasar baru yang sebelumnya belum pernah dijangkau digital marketing.
4. Mendapatkan Tanggapan Langsung
Feedback pelanggan langsung diterima dan bisa dijadikan dasar untuk perbaikan strategi, bahkan pengembangan produk.
Misal, saat memperkenalkan software ke sekolah, guru langsung bilang, “Kalau bisa aplikasinya ringan, biar HP anak-anak nggak lemot.” Itu feedback yang tidak didapat dari survei online.
5. Fleksibel
Sales bisa menyesuaikan cara bicara, pendekatan, dan materi promosi tergantung tipe pelanggan. Misalnya, beda pendekatan antara pemilik toko tradisional dan pemilik usaha online rumahan.
Baca juga: 10 Kendala Sales di Lapangan & Solusi Mengatasinya
Kekurangan Menggunakan Metode Canvassing
Namun dalam praktiknya, ada beberapa kekurangan dalam menggunakan metode canvassing.
1. Tingkat Penolakan Tinggi
Dalam canvassing, sales sering kali masuk ke lingkungan yang belum mengenal brand. Di Indonesia, khususnya wilayah urban seperti Jakarta atau Surabaya, pendekatan tanpa janji bisa dianggap mengganggu.
Penolakan terjadi bukan karena produk tidak relevan, tetapi karena waktu kunjungan tidak tepat atau pelanggan merasa tidak nyaman menerima tamu asing.
2. Menguras banyak Waktu dan Tenaga
Canvassing membutuhkan pergerakan fisik dari satu lokasi ke lokasi lain, kadang tanpa hasil.
Dalam satu hari kerja, tim bisa hanya bertemu 4–5 pelanggan, dengan konversi yang belum tentu tinggi. Tanpa rute yang efisien dan teknologi pendukung, produktivitas jadi rendah.
Contohnya Banyak kota besar mengalami macet parah, misalnya perjalanan Jakarta Barat ke Jakarta Timur bisa menghabiskan waktu lebih lama di jalan dibanding waktu bicara dengan pelanggan.
3. Biaya Operasional yang Tinggi
Transportasi, makan siang, bahan promosi cetak, bahkan insentif canvasser menjadi beban tetap tiap bulan. Untuk bisnis yang baru merintis, biaya ini bisa menggerus margin keuntungan.
4. Kurangnya Kemampuan Melacak Hasil dengan Tepat
Tanpa digitalisasi, hasil kunjungan hanya dicatat di buku atau spreadsheet. Data bisa tidak akurat, tidak lengkap, bahkan hilang. Akibatnya, banyak prospek hangat yang tidak pernah ditindaklanjuti.
Beberapa perusahaan masih mengandalkan form manual. Saat manajer minta rekap kunjungan minggu lalu, datanya belum dikompilasi karena harus menunggu semua tim kembali ke kantor.
5. Potensi Kesalahan Komunikasi
Tanpa standar komunikasi, informasi yang disampaikan bisa berbeda-beda antar sales. Ini menyebabkan ketidakkonsistenan brand dan bahkan bisa membuat pelanggan bingung.
Masalah umum yang sering terjadi, sales mengatakan “fitur trial 30 hari”, tapi brosur menyebut “14 hari”. Ketidaksesuaian ini bisa mengurangi kepercayaan calon pelanggan.
Baca juga: 10 Strategi Meningkatkan Penjualan Bisnis Saat Peak Season
Bagaimana Cara Kerja Canvassing?
Untuk lebih jelas, berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara kerja canvassing.
1. Tentukan Area Sasaran yang Tepat
Gunakan kombinasi data penjualan, kompetitor, dan Google Maps untuk memilih area. Misalnya, canvassing area perumahan dengan banyak sekolah jika kamu menjual alat edukasi.
2. Siapkan Materi dan Peralatan Pendukung
Tablet, brosur, sampel produk, atau bahkan mobile CRM harus disiapkan agar kunjungan tidak hanya informatif tapi juga profesional.
3. Lakukan Kunjungan Langsung ke Calon Pelanggan
Kunjungi prospek sesuai jadwal. Gunakan pendekatan yang personal, mulai dari basa-basi lokal hingga bahasa tubuh yang santun.
4. Catat Setiap Interaksi dengan Rapi
Gunakan CRM seperti Barantum untuk mencatat nama, respon, kebutuhan, dan follow-up secara digital.
5. Tindak Lanjuti Prospek dengan Cepat
Hubungi prospek maksimal 24 jam setelah kunjungan. Kirim katalog digital, jadwalkan demo, atau follow-up penawaran.
6. Laporkan dan Evaluasi Hasil Canvassing
Data hasil kunjungan digunakan untuk evaluasi performa dan perencanaan strategi area berikutnya.
Baca juga: 5 Aplikasi Sales Canvassing Terbaik di Indonesia
CRM Canvassing: Tools Efektif untuk Canvassing di Era Digital
Dengan banyaknya tantangan canvassing manual, CRM (Customer Relationship Management) menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang ingin menjalankan canvassing dengan efisien dan terukur. CRM memungkinkan setiap interaksi dengan calon pelanggan direkam, dianalisa, dan ditindaklanjuti tanpa delay.
CRM seperti Barantum mempermudah proses dari awal hingga akhir: dari membuat rute kunjungan, mencatat interaksi, hingga mengevaluasi performa tim lapangan dalam dashboard.
Canvassing Efektif dengan Barantum CRM
Berikut adalah fitur-fitur dari Barantum Canvassing CRM yang secara spesifik mendukung kegiatan canvassing secara modern:
1. Penyimpanan Data Secara Terpusat
Setiap data hasil kunjungan—mulai dari nama calon pelanggan, nomor telepon, respon mereka, hingga kebutuhan spesifik—langsung disimpan dalam sistem CRM Barantum dan bisa diakses oleh tim sales, supervisor, dan manajemen.
2. Check In Check Out dengan GPS Tracking
Fitur ini memastikan bahwa tim benar-benar melakukan kunjungan sesuai rute yang ditentukan. Setiap kali tim sales tiba di lokasi, mereka akan melakukan check-in, dan sistem mencatat lokasi GPS-nya. Setelah selesai, mereka lakukan check-out.
3. Analisa Pasar dengan Heatmap Area
Barantum menampilkan visualisasi peta berdasarkan intensitas kunjungan dan hasil closing di suatu wilayah. Area yang paling sering dikunjungi dan menghasilkan transaksi akan berwarna lebih terang (heatmap).
Contoh: Jika dalam sebulan, Kecamatan Cipayung menunjukkan rasio closing 60%, maka manajer bisa memprioritaskan penguatan tim di area tersebut untuk hasil lebih maksimal.
4. Penjadwalan dan Pencatatan Kunjungan
Setiap sales bisa melihat jadwal kunjungan harian langsung dari aplikasi, lengkap dengan alamat dan catatan khusus. Setelah kunjungan, mereka bisa langsung isi laporan digital tanpa harus pulang ke kantor.
Keunggulannya mengurangi waktu administratif, dan semua laporan bisa dikompilasi otomatis untuk evaluasi mingguan.
5. Bisa Digunakan di Aplikasi Mobile
Barantum CRM tersedia dalam bentuk aplikasi Android dan iOS, sehingga tim hanya perlu bawa HP. Tidak butuh laptop atau dokumen cetak.
6. Tersedia Fitur Offline Mode
Fitur ini sangat berguna untuk wilayah yang sinyalnya lemah seperti pinggiran kota atau area pedesaan. Tim tetap bisa mencatat kunjungan, menambahkan data prospek, dan melakukan check-in/out. Data akan otomatis disinkronkan ketika perangkat terhubung ke internet.
7. Pantau Performa Tim secara Real Time
Manajer dapat langsung melihat dashboard performa: berapa lokasi yang sudah dikunjungi tiap tim, siapa yang berhasil closing, siapa yang belum follow-up, dan bahkan berapa lama waktu yang dihabiskan per lokasi.
Tertarik mencoba fitur canvassing dari Barantum CRM? Coba gratis produk selama 7 hari dan maksimalkan potensi bisnis Anda dengan teknologi CRM terbaik dari Barantum sekarang!
CRM Specialist and SEO Content Writer.
As CRM Specialist and SEO Content Writer I craft compelling content that enhances brand identity and drives engagement, leveraging my expertise to connect with audiences and boost conversions.