Salah satu indikator pengukuran yang paling efektif untuk menilai kinerja bisnis adalah Key Performance Indicator (KPI). Melalui KPI, perusahaan dapat memahami seberapa baik mereka menjalankan strategi yang telah direncanakan.

Tanpa alat pengukuran yang tepat, sebuah perusahaan mungkin akan kesulitan menentukan apakah mereka sedang berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan strategisnya.

Simak artikel berikut untuk mengetahui informasi tentang KPI lebih lengkap.

Baca juga: KPI CRM untuk Memaksimalkan Produktivitas Bisnis

Pengertian KPI (Key Performance Indicator)

KPI singkatan dari Key Performance Indicator, adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja dan keberhasilan suatu pekerjaan.

Dengan indikator ini, organisasi dapat memastikan bahwa mereka berada di jalur yang benar menuju tujuan mereka, sambil memantau perkembangan secara berkala untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul.

Organisasi dapat mengevaluasi efektivitas strategi mereka dalam berbagai aspek, seperti keuangan, operasional, dan kepuasan pelanggan.

Selain membantu menjaga fokus pada tujuan utama, KPI juga memberikan wawasan yang penting tentang area-area yang memerlukan perhatian lebih agar dapat ditingkatkan.

Berikut adalah beberapa contoh KPI dalam berbagai industri:

  • Bisnis: Tingkat penjualan, tingkat pengembalian investasi, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat efisiensi operasi, tingkat konversi website, dan tingkat tingkat retensi pelanggan.
  • Teknologi: Tingkat uptime sistem, tingkat keamanan, tingkat produktivitas tim, tingkat waktu tanggap masalah, dan tingkat waktu pemulihan.
  • Pendidikan: Tingkat tingkat keberhasilan siswa, tingkat tingkat kepuasan orang tua dan siswa, serta tingkat tingkat pengembangan fasilitas dan sumber daya.
  • Kesehatan: Tingkat tingkat pelayanan pasien, tingkat tingkat kepuasan pasien, tingkat tingkat pemulihan pasien, dan tingkat tingkat keberhasilan prosedur medis.
  • Keuangan: Tingkat tingkat pengembalian investasi, tingkat tingkat likuiditas, tingkat tingkat profitabilitas, dan tingkat tingkat efisiensi operasi.
  • Manufaktur: tingkat tingkat efisiensi produksi, tingkat tingkat kualitas produk, tingkat tingkat on-time delivery, dan tingkat tingkat kepuasan pelanggan.
  • Ritel: tingkat tingkat penjualan per satuan area, tingkat tingkat kepuasan pelanggan, tingkat tingkat tingkat retensi pelanggan, dan tingkat tingkat pengembalian barang.

Baca juga: Software CRM Indonesia Terbaik Untuk Semua Industri

Kenapa KPI Penting Untuk Bisnis?

Key Performance Indicator (KPI) diperlukan untuk mengukur kinerja suatu organisasi, departemen, atau individu, serta memastikan bahwa mereka bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut beberapa manfaat dari adanya KPI dan kenapa penting untuk bisnis:

1. Membantu Menentukan Prioritas dan Fokus

KPI membantu menentukan apa yang perlu menjadi prioritas dan fokus dalam suatu organisasi. Ini memungkinkan organisasi untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif dan memastikan bahwa setiap orang bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Menyediakan Ukuran Kinerja Yang Objektif

KPI memungkinkan organisasi untuk mengetahui apakah mereka berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan mereka atau tidak.

3. Membantu Mengidentifikasi Kelemahan dan Kekuatan

KPI membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan suatu organisasi. Sehingga dapat memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan kekuatannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Membantu Menentukan Tujuan dan Sasaran

Dengan menggunakan KPI, organisasi dapat memastikan bahwa tujuan dan sasaran yang ditetapkan realistis dan terukur, sehingga lebih mudah untuk mencapainya.

5. Membantu Meningkatkan Motivasi dan Komitmen

Dengan menggunakan KPI, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang menantang dan mengaktifkan karyawan untuk terus meningkatkan kinerja mereka. Ini dapat meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap organisasi.

Baca juga: Mengenal Strategi Branding Dalam Bisnis & Pemasarannew cta_crm_13

Jenis-Jenis KPI dalam bisnis

KPI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan bisnis, maupun divisi tim, di antaranya:

1. KPI dalam Keuangan

KPI yang terkait dengan aspek keuangan umumnya difokuskan pada pendapatan atau margin keuntungan.

Pengukuran yang tepat dari laba bersih bisa memberikan gambaran valid tentang pendapatan bersih setelah semua pengeluaran seperti pajak dan bunga dikurangi. Data untuk metrik ini biasanya diambil dari laporan keuangan perusahaan.

Contoh:

a. Rasio Likuiditas: Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dan melunasi utang jangka pendeknya menggunakan aset jangka pendek yang tersedia.

b. Rasio Profitabilitas: Sering disebut sebagai net profit margin, digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan dengan biaya serendah mungkin.

c. Rasio Solvabilitas: KPI ini membandingkan total utang dengan total aset untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka panjang, yang mencerminkan efektivitas keuangan dalam jangka panjang.

d. Rasio Perputaran: KPI ini mengukur seberapa cepat perusahaan mampu memutar barang dari produksi hingga terjual.

2. KPI dalam Pengalaman Pelanggan

KPI yang berfokus pada pengalaman pelanggan biasanya mengukur tingkat kepuasan dan retensi pelanggan. Tim layanan pelanggan menggunakan metrik ini untuk memahami kebutuhan layanan pelanggan dengan lebih baik.

Contoh:

a. Jumlah Permintaan Baru: KPI ini menghitung jumlah permintaan layanan baru dari pelanggan.

b. Jumlah Tiket yang Terselesaikan: KPI ini melacak jumlah permintaan yang berhasil ditangani, serta memungkinkan perusahaan untuk membandingkan jumlah permintaan dengan penyelesaiannya.

c. Waktu Penyelesaian Rata-Rata: KPI ini mengukur waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah pelanggan.

d. Waktu Respon Rata-Rata: KPI ini menilai kecepatan rata-rata agen dalam merespon pelanggan.

e. Peringkat Kepuasan Pelanggan: KPI ini mengukur tingkat kepuasan pelanggan melalui data survei dan informasi tambahan yang dikumpulkan secara internal.

3. Metrik Kinerja Proses

KPI ini digunakan untuk memantau kinerja operasional di berbagai divisi dalam perusahaan. Dengan metrik ini, Anda bisa menganalisis bagaimana proses kerja berlangsung dan apakah ada hambatan yang memengaruhi kualitas serta kinerja.

Contoh:

a. Efisiensi Produksi: KPI ini mengukur waktu yang dibutuhkan di setiap tahap produksi dibandingkan dengan total waktu proses keseluruhan.

b. Waktu Siklus Total: KPI ini digunakan oleh manajer untuk menganalisis total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses.

c. Throughput: KPI ini menghitung jumlah unit produksi yang dihasilkan dibagi dengan waktu produksi per unit untuk mengukur kecepatan proses produksi.

4. KPI dalam Pemasaran

KPI pemasaran digunakan untuk mengevaluasi efektivitas strategi pemasaran dan promosi perusahaan. Metrik ini sering mengukur respons calon pelanggan terhadap media pemasaran. Contoh KPI pemasaran termasuk:

a. Lalu Lintas Website: KPI ini melacak jumlah pengunjung yang mengakses halaman tertentu di situs web perusahaan, membantu manajemen memahami potensi konversi dari lalu lintas online.

b. Lalu Lintas Media Sosial: KPI ini melacak dan menganalisis interaksi antara pelanggan dan profil media sosial perusahaan.

c. Tingkat Konversi dari Konten Call-to-Action: KPI ini mengukur efektivitas program promosi yang meminta pelanggan untuk melakukan tindakan tertentu.

d. Jumlah Artikel Blog yang Diterbitkan per Bulan: KPI ini menghitung jumlah artikel blog yang diposting oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.

e. Rasio Klik Melalui: KPI ini mengukur jumlah klik yang dilakukan pelanggan melalui distribusi email.

Baca juga: Ketahui 7 Indikator KPI Call Center Penting Bagi Bisnis

5. KPI Teknologi Informasi (IT)

Perusahaan perlu memastikan operasional teknologi berjalan optimal, terutama di departemen teknologi. Contohnya:

a. Total Waktu Downtime Sistem: KPI ini menghitung total waktu yang dibutuhkan sistem untuk pemeliharaan atau perbaikan.

b. Jumlah Tiket/Resolusi: KPI ini melacak permintaan staf internal terkait kebutuhan hardware atau software, masalah jaringan, dan lainnya.

c. Jumlah Fitur yang Dikembangkan: KPI ini menghitung jumlah perubahan atau peningkatan produk internal.

d. Jumlah Bug Kritis: KPI ini mengidentifikasi dan menghitung jumlah masalah kritis dalam sistem atau program perusahaan.

e. Frekuensi Back-up: KPI ini mengukur seberapa sering data penting di-backup dan disimpan di lokasi yang aman.

6. KPI dalam Penjualan

Walaupun pendapatan sering diukur dengan KPI keuangan, KPI penjualan/KPI Sales memberikan pendekatan yang lebih rinci menggunakan data keuangan. Contoh KPI penjualan meliputi:

a. Customer Lifetime Value (CLV): KPI ini memperkirakan jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh pelanggan selama masa hubungan mereka dengan perusahaan.

b. Customer Acquisition Cost (CAC): KPI ini mengukur biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan baru, dan efektivitasnya bisa dilihat dengan membandingkan CAC dengan CLV.

Baca juga: Panduan dan Cara Mudah Membuat KPI Karyawan

new cta_crm_8

Bagaimana Cara Menyusun KPI yang Baik?

KPI biasanya dibuat oleh departemen strategi, manajemen, atau perencanaan, dan didukung oleh departemen sumber daya manusia, keuangan, atau operasi.

Dalam beberapa kasus, penilaian dapat dibuat oleh individu dalam organisasi, seperti manajer, supervisor, atau pemimpin tim.

Dalam membuat dan menentukan KPI yang baik harus memiliki poin berikut.

1. Tujuan dan Goal yang Jelas

Pastikan KPI memiliki tujuan yang spesifik dan relevan dengan sasaran bisnis untuk menghindari pemborosan sumber daya. Komunikasikan dengan baik kepada semua pihak terkait agar tujuan bisnis dapat dipahami dan dijalankan dengan efektif.

2. Memiliki Kriteria SMART

KPI harus mengikuti prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk memastikan efektivitas dan realisttifitas.

3. Evaluasi dan Peningkatan

Tinjau dan evaluasi KPI secara periodik, baik mingguan atau bulanan, untuk melacak kemajuan dan menyesuaikan jika diperlukan.

Setelah tujuan tercapai, evaluasi efektivitasnya dan pertimbangkan untuk mengembangkan KPI baru yang lebih sesuai dengan tujuan bisnis berikutnya.

Baca juga: Cross Selling: Arti, Fungsi, Strategi & Penerapannya

new cta_crm _5

Pantau KPI Lebih Mudah dan Optimal dengan Barantum CRM

Mockup Sistem Barantum

Memantau kinerja karyawan dan KPI secara efektif adalah kunci untuk mencapai tujuan bisnis yang berkelanjutan. Dengan menggunakan aplikasi Barantum,  selain menyediakan fitur CRM juga dilengkapi fitur pemantauan KPI, Anda dapat mengukur, menganalisis, dan mengoptimalkan kinerja tim secara real-time.

Dengan lebih dari 5.000 pengguna aktif, Barantum telah berhasil meningkatkan produktivitas hingga 90%. Jadi, tunggu apalagi? Hubungi tim Barantum sekarang untuk berlangganan.

Hubungi sekarang
1
💬 Chat disini!
Scan the code
Halo, selamat datang di blog Barantum. 👋

Anda bisa menghubungi kami dengan mengklik "Hubungi sekarang".